Dalam psikologi, motifasi diartikan sebagai segala
sesuatu
yang menjadi pendorong timbulnya suatu tinggkah laku.
Pendorong timbulnya suatu tingkah laku atau motifasi
itu ada dua macam yaitu : Motivasi Intrintrinsik dan Motivasi
Ekstrinsik.
Motivasi Intrinsik ialah motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang
atau
motivasi yang erathu bungannya dengan tujuan belajar, misalnya : ingin
memahami
suatu konsep, ingin memperololeh kemampuan, dan sebagainya.
Motivasi
Ektrinsik ialah motivasi yang datang dari luar individu, atau motivasi
ini
tidak ada kaitannya dengan tujuan belajar, seperti : belajar karena
takut
kepada guru, atau karena ingin lulus, ingin memperoleh nilai tinggi,
yang
semuanya itu tidak berkaitan langsung dengan tujuan belajar yang di
laksanakan.
Motivasi
yang Menjadi penunjang
belajar
Motivasi
sangat berperan dalam belajar. Dengan motivasi inilah siswa/i menjdi
tekun dalam proses belajar, dan dengan motivasi itu
pulalah kwalitas hasil belajar siswa juga kemungkinan dapat di wujudkan.
Siswa
dalam proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan
tekun
dan berhasil belajarnya. Kepastian itu dimungkinkan oleh sebab adanya
ketiga
fungsi sebagai berikut :
a. -
Pendorong orang untuk
berbuat dalam mencapai tujuan.
b. -
Penetu arah perbuatan yakni
ke arah tujuan yang hendak dicapai.
c. -
Peseleksi perbuatan
sehingga perbuatan orang yang mempunyai motivasi senantiasa selektif dan
tetap
terarah kepda tujuan yang ingin dicapai.
Berdasarkan arti dan fungsi motivasi di atas
dapat di simpulkan bahwa motivasi itu bukan
hanya berfunsi sebagai penentu terjadinya sesuatu perbuatan
tetapi juga merupakan penentu hasil perbuatan sejalan dengan arti dan
funsi
motivasi tersebut dalam Agama Islam ada jenis motivasi yang atri dan
fugsinya
sama yaitu “niat”, seperti yang di kemukakan oleh Rasullulah SAW. Dalam
sebuah
hasdis “sesungguhnya setiap amal itu tergantung dari niatnya, dan setiap
orang
akan mendapatkan sesuatu (balasan perbuatan) swesuai dengan niatnya.”
Dengan demikian niat itu sama dengan motivasi akan
mendorong orang untuk berkerja atau
melakukan suatu perbuatan dengan sungguh-sungguh (tekun) dan
selanjutnya niat/motivasi itu pulalah yang akan menentukan
pahala/balasan
sebagi perbuatannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar